KOMPONEN-KOMPONEN
ELEKTRONIKA DASAR
1.
KOMPONEN
PASIF
Komponen pasif
merupakan komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya tidak memerlukan
sumber tegangan atau sumber arus tersendiri. Yang termasuk dalam komponen
pasif, antara lain: Resistor, Kapasitor, Induktor dan Transformator.
a. Resistor
Resistor
adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi atau
menghambat arus listrik yang melewatinya dalam suatu rangkaian. Sesuai dengan nama dan kegunaanya maka resistor
mempunyai sifat resistif (menghambat) yang umumnya terbuat dari bahan karbon.
Dari hukum Ohm di jelaskan bahwa
resistansi akan berbanding terbalik dengan jumlah arus yang melaluinya. Maka
untuk menyatakan besarnya resistansi dari sebuah resistor dinyatakan dalam
satuan Ohm yang dilambangkan dengan symbol Ω. Untuk menggambarkanya dalam suatu
rangkaian dilambangkan dengan huruf R, karena huruf ini merupakan
standart internasional yang sudah disepakati bersama untuk melambangkan sebuah
komponen resistor dalam sebuah rangkaian. Fungsi atau kegunaan
resistor dalam rangkaian, antara lain :
·
Sebagai pembagi arus
·
Sebagai pembagi tegangan
·
Sebagai penurun tegangan
·
Sebagai penghambat arus listrik.
Berdasarkan jenis bahan yang
digunakan untuk membuatnya, resistor dibedakan menjadi beberapa jenis antara
lain resistor kawat, resistor arang, resistor oksida logam, resistor
film, resistor karbon, dan banyak lagi jenis lainya. Namun dalam praktek
perdagangan di pasaran, resistor hanya di bedakan menjadi resistor tetap (fixed
resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor).
1)
Resistor Tetap (fixed resistor)

Pada
pengenalan komponen-komponen dasar elektronika, yang digunakan adalah Resistor batu
dan resistor cincin. Diketahui resistor batu dengan spesifikasi nilai pada alat
5W27
J dan
5W50Ω yang diukur dengan Multimeter Digital diperoleh nilai yang sama, yang
artinya bahwa alat dalam kondisi baik. Dan resistor cincin yang nilainya yaitu
100.000Ω ± 5%, 200.000Ω ± 5%, 1.000.000Ω ± 5% dan 1.500Ω ± 10%. Semuanya diukur
dengan menggunakan multimeter digital dan menunjukkan nilai yang sama, artinya
alat dalam kondisi yang baik.

2)
Resistor
Tidak tetap (variable resistor)

Pada
pengenalan komponen dasar elektronika, digunakan 1 jenis resistor variable,
yaitu potensiometer. Potensiometer
merupakan komponen pembagi tegangan yang nilai resistansinya dapat disetel
sesuai dengan keinginan dengan cara memutar tungkai pengaturnya. Nilai
resistansinya sendiri tertera pada bodi yang dituliskan dalam bentuk angka,
sehingga akan memudahkan untuk mengetahui berapa besar nilainya tersebut.
Penggunaan potensiometer biasanya adalah untuk pengaturan suara (tone control) Bass, Treable, Volume, dan lain-lain.
Setelah alat diuji dengan menggunakan multimeter analog, diketahui bahwa alat
dalam kondisi yang baik atau dapat digunakan terbukti dengan bergesernya jarum
pada multimeter jika dihubungkan dengan potensiometer.
Kode
Warna Resistor
Untuk
mengetahui berapa besar nilai resistan (hambatan) sebuah resistor tetap, maka
kita dapat melihat dan membaca kode warna yang berupa cincin-cincin warna pada
bodi resistor. Karena tidak semua nilai resistor dicantumkan dengan lambang
bilangan berupa angka-angka, melainkan dengan cincin kode warna. Banyaknya
cincin kode warna setiap resistor berjumlah 4 cincin atau ada juga 5
cincin bahkan lebih. Untuk cara pembacaannya tidak jauh berbeda yaitu :
1. Resistor yang mempunyai 4 cincin, artinya cincin 1 dan 2
adalah nilai angka atau digit, cincin ke 3 adalah faktor pengali banyaknya (0),
sedangkan cincin ke 4 adalah besarnya toleransi.
2. Resistor dengan 5 cincin warna, artinya cincin 1, 2, dan
3 adalah niali angka atau digit, cincin ke 4 adalah faktor pengali( banyaknya
0), sedangakan cincin ke 5 menunjukan besarnya toleransi.
3. Resistor dengan 6 cincin warna, artinya cincin 1, 2, dan
3 adalah niali angka atau digit, cincin ke 4 faktor pengali (banyaknya
0), cincin ke 5 besarnya toleransi, sedangkan cincin ke 6 koefisien temperatur.
Untuk lebih jelas mengenai kode warna tersebut, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel kode warna
b. Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika
yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk muatan, selain
itu kapasitor
juga dapat digunakan sebagai penyaring frekuensi. Kapasitas untuk
menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan listrik disebut Farad (F) sedangkan
simbol dari kapasitor adalah C (kapasitor). sebuah kapasitor pada dasarnya terbuat dari dua buah lempengan logam
yang saling sejajar satu sama lain dan diantara kedua logam
tersebut terdapat bahan isolator yang sering disebut dielektrik.
Bahan
dielektrik tersebut dapat mempengaruhi nilai dari kapasitansi kapasitor
tersebut. adapun bahan dielektrik yang paling sering dipakai adalah keramik,
kertas, udara, metal film dan lain-lain. Kapasitor sering juga disebut
sebagai kondensator. Kapasitor memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran,
tergantung dari kapasitas, tegangan kerja, dan lain sebagainya.
Fungsi
kapasitor pada rangkaian elektronika adalah sebagai berikut:
1.
Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar
kapasitor yaitu dapat dilalui arus ac dan tidak dapat dilalui arus dc dapat
dimanfaatkan untuk memisahkan 2 buah rangkaian yang saling tidak berhubungan
secara dc tetapi masih berhubungan secara ac(signal), artinya sebuah kapasitor
berfungsi sebagai kopling atau penghubng antara 2 rangkaian yang berbeda.
2.
Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah
rangkaian power supply, yang saya maksud disini adalah kapasitor sebagai ripple
filter, disini sifat dasar kapasitor yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang
berfungsi untuk memotong tegangan ripple.
3.
Kapasitor sebagai penggeser fasa.
4.
Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada
rangkaian oscilator.
5.
Kapasitor digunakan juga untuk mencegah percikan
bunga api pada sebuah saklar.
Cara kerja kapasitor
dalam sebuah rangkaian adalah dengan mengalirkan elektron menuju kapasitor.
Pada saat kapasitor sudah di penuhi dengan elektron, tegangan akan mengalami
perubahan. Selanjutnya, elektron akan keluar dari sebuah kapasitor dan mengalir
menuju rangkaian yang membutuhkannya. Dengan begitu, kapasitor akan
membangkitkan reaktif suatu rangkaian.
Suatu kapasitor mempunyai satuan
yaitu Farad (F), yang menemukan adalah Michael Faraday(1791-1867). Pada
dasarnya kapasitor dibagi menjadi 2 bagian, yaitu kapasitor Polar dan Non
Polar.
1)
Kapasitor polar

Pada pengenalan komponen-komponen
dasar elektronika, digunakan 3 kapasitor polar dengan nilai yang berbeda, yaitu
50V4700
F, 35V1
F dan 35V2200
F. alat ini diuji dengan
menggunakan multimeter analog dan hasilnya dalam kondisi baik. Terkhusus pada
kapasitor polar dengan nilai 35V2200
F diuji dengan multimeter digital
dan hasil yang terbaca adalah 1,98 nF, yang artinya alat dalam kondisi baik.




2)
Kapasitor non polar

Pada
pengenalan komponen-komponen dasar elektronika, digunakan kapasitor dengan
nilai 2A224J, yang berarti arus sebesar 2A 22 x 104
F diukur dengan menggunakan
multimeter analog. Alat dalam kondisi baik ditandai dengan bergesernya jarum
pada multimeter jika dihubungkan dengan kapasitor.

c. Transformator

Namun, pada pengenalan
komponen-komponen dasar elektronika berkhusus pada Trafo adaptor 500mA. Trafo ini berguna untuk mengubah
arus AC menjadi DC melalui lilitan gulungan primer dan sekunder. Biasanya
digunakan untuk rangkaian catu daya. trafo jenis ini memiliki gulungan yang
dapat mengubah tegangan listrik 110 volt sampai 220 volt. Gulungan tersebut ( lilitan ) dinamakan lilitan
primer. Sebelum di ubah menjadi arus DC, tegangan listrik dialirkan melalui
ribuan penghantar ( lilitan ) yang
berakhir pada lilitan sekunder. Setelah diuji dengan menggunakan multimeter
analog diketahui bahwa alat dalam kondisi yang baik.
d. Relay

Suatu jenis relay yang dapat menangani kekuatan
tinggi yang diperlukan untuk mengendalikan secara langsung motor listrik atau
beban lain disebut kontaktor. Solid-state relay kontrol sirkuit listrik tanpa
bagian yang bergerak, bukan menggunakan perangkat semikonduktor untuk melakukan
switching. Relay dengan karakteristik operasi dikalibrasi dan kadang-kadang
beberapa kumparan operasi yang digunakan untuk melindungi sirkuit listrik dari
overload atau kesalahan; dalam sistem tenaga listrik modern fungsi-fungsi ini
dilakukan oleh instrumen digital yang disebut relay pelindung.
Pada pengenalan komponen dasar elektronika, sebuah
relay dengan nilai 400Ω diuji dengan menggunakan multimeter analog, dan
diketahui bahwa alat dalam kondisi baik yang ditunjukkan dengan bergeraknya
jarum pada multimeter saat dihubungkan dengan alat.
2.
KOMPONEN
AKTIF
Komponen aktif
merupakan komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya memerlukan sumber
tegangan atau sumber arus tersendiri. Yang termasuk dalam komponen pasif,
antara lain: Dioda, Transistor dan IC (Integrated Circuit).
a. Dioda
Dioda adalah komponen elektronika
yang terdiri dari dua elektroda, yakni anoda dan katoda. Kata “dioda” adalah
sebuah kata majemuk yang berarti “dua elektroda”, dimana “di” berarti dua dan
“oda” yang berarti elektroda. Jadi dioda adalah dua lapisan elektroda N
(katoda) dan lapisan P (anoda), dimana N berarti negatif dan P adalah positif.
Ada
berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan
karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda
penyearah(rectifier), dioda Emisi Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda) dan Dioda Varactor.
1) Dioda Penyearah (Rectifier)

2) Dioda Zener

Fenomena tegangan breakdown dioda
ini menginspirasi pembuatan komponen elektronika kerabat dioda yang bernama
Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar dari Zener dengan dioda. Dengan
memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan
breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru
terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada
angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada Zener yang memiliki tegangan Vz
sebesar 2 volt, 5.6 volt dan sebagainya. Fungsi dari komponen ini biasanya
dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener.
Pada pengenalan komponen dasar
elektronika, dengan menggunakan multimeter analog, diketahui bahwa alat
berfungsi dengan baik.
3) Dioda Emisi Cahaya ( Light Emitting
Diode )

·
Sebagai
lampu indikator,
·
Untuk
transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
·
Sebagai
penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.
Bahan dasar yang digunakan dalam
pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida (GaAs) atau Galium
Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP), bahan-bahan
ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan
cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan
bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik
lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana tegangan majunya
dibedakan atas jenis warna.
TABEL LED DAN TEGANGANNYA
Warna
|
Tegangan Maju
|
Merah
|
1.8 volt
|
Orange
|
2.0 volt
|
Kuning
|
2.1 volt
|
Hijau
|
2.2 volt
|
Pada pengenalan komponen-komponen dasar
elektronika, yang digunakan adalah LED kuning. Kondisi alat dalam keadaan baik
yang diuji dengan menggunakan multimeter analog.
4) Dioda Bridge (diode jembatan)

Fitur penting dari jembatan dioda adalah
bahwa polaritas output adalah terlepas sama polaritas pada masukan. Rangkaian
jembatan dioda juga dikenal sebagai sirkuit Graetz setelah penemunya,
fisikawan Leo Graetz , dan versi tunggal-fase, dengan
empat dioda, juga dapat disebut sebagai jembatan H .
b. Transistor

Pada
umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai
untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis,
yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor. Fungsi transistor adalah
sebagai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal.
Pada pengenalan komponen-komponen dasar elektronika,
diuji beberapa buah resistor dengan jenis yang sama, yaitu resistor yang sering
disebut resistor topi dengan menggunakan multimeter analog, dan alat masih
dalam kondisi yang baik, terbukti dengan bergeraknya jarum pada multimeter
analog jika dihubungkan dengan resistor.
c. IC

IC dibuat dengan tujuan agar dalam merakit satu
rangkaian, penggunaan IC itu lebih praktis dan biayanya relatif lebih ringan
dan juga dapat mengerjakan suatu rangkaian dengan efektif dan efisien di
dibanding menggunakan transistor.
Fungsi IC sendiri ada bermacam-macam sesuai dengan
kode atau type IC tersebut. Tapi, Fungsi IC secara umum yaitu:
1. Mengatur
tegangan input dan out put
2. Sebagai
jantung pada suatu rangkaian. Karena IC-lah yang mengatur kerja dari setiap
blok rangkaian dengan membagi tugas masing-masing blok rangkaian tertentu.
3. Dan
lain-lain.
Macam-macam IC dan bentuknya
Integrated
Circuit (IC) terbagi atas 2 bagian, yaitu :
a. IC
Monolitik, Yaitu IC yang berdiri sendiri artinya dalam satu IC monolitik ini
hanya menjalankan/mengatur satu blok rangkaian saja dan tidak tergabung dengan
IC yang lain. Umumnya IC monolitik ini biasanya kebanyakan didapati pada radio
dan televise.
Contohnya
: IC AN 7812, AN 7805, SN 7400, 7411 dan lain-lain.
b. IC
Hybrid
Yaitu
gabungan dari beberapa IC atau dengan kata lain IC yang terkumpul. Dalam satu
PCB (papan rangkaian) Umumya IC Hybrid ini terdapat pada komputer.
3. Komponen Penunjang
Pada pembuatan rangkaian elektronika diperlukan
peralatan (seperti Obeng, tang,
bor dan sebagainya) dan juga papan sirkuit yang digunakan untuk
tempat menempelnya komponen elektronika (seperti PCB, Wishboard, dan
sebagainya). Pada dasarnya Komponen Penunjang berfungsi sebagai perkakas,
isolator dan konduktor. Namun, pada pengenalan komponen dasar eletronika yang digunakan yaitu baterai, bohlam, sekring dan saklar.
bor dan sebagainya) dan juga papan sirkuit yang digunakan untuk
tempat menempelnya komponen elektronika (seperti PCB, Wishboard, dan
sebagainya). Pada dasarnya Komponen Penunjang berfungsi sebagai perkakas,
isolator dan konduktor. Namun, pada pengenalan komponen dasar eletronika yang digunakan yaitu baterai, bohlam, sekring dan saklar.
a. Baterai

Baterai yang biasa dijual (disposable/sekali pakai) mempunyai tegangan listrik 1,5 volt.
Baterai ada yang berbentuk tabung atau kotak. Ada juga yang dinamakan rechargeable battery, yaitu baterai yang
dapat diisi ulang, seperti yang biasa terdapat pada telepon
genggam. Baterai sekali pakai disebut juga dengan baterai
primer, sedangkan baterai isi ulang disebut dengan baterai sekunder.
Baik baterai primer maupun baterai sekunder,
kedua-duanya bersifat mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai
primer hanya bisa dipakai sekali, karena menggunakan reaksi kimia yang bersifat
tidak bisa dibalik (irreversible
reaction). Sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang karena reaksi
kimianya bersifat bisa dibalik (reversible reaction).
Pada pengenalan komponen-komponen dasar elektronika, baterai dengan
nilai 9V diukur dengan menggunakan
multimeter analog, dan diketahui bahwa baterai dalam kondisi dapat digunakan
(baik) dengan bergeraknya jarum pada multimeter jika dihubungkan dengan
baterai.
b. Lampu Pijar (bohlam)

Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk tegangan (voltase)
kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga
300 volt. Energi listrik yang
diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar dibandingkan
dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu
pendar dan diode
cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara
peredaran lampu pijar mulai dibatasi.
Pada
pengenalan komponen-komponen dasar elektronika, sebuah lampu pijar (bohlam) diuji dengan menggunakan multimeter analog,
dan diketahui bahwa bohlam dalam kondisi tidak dapat digunakan karena tidak bergeraknya jarum pada
multimeter saat diuji.
c. Sekring

Pada pengenalan komponen-komponen dasar elektronika, sekring diuji
dengan menggunakan multimeter analog, dan diketahui bahwa sekring dalam kondisi
dapat digunakan (baik) , terbukti dengan bergeraknya jarum pada multimeter saat
diuji.
d. Saklar

Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang
menempel pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan
keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak
sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi.
Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan
sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam
kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat. Pada dasarnya
saklar tombol bisa diaplikasikan untuk sensor mekanik,
karena alat ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk pengaturan rangkaian
pengontrolan.
LAMPIRAN
Tabel Hasil Pengamatan
Tabel 1.
Komponen-komponen Pasif

No. Nama Komponen Spesifikasi Alat
Ukur Nilai terukur
Kondisi
1. Resistor Batu 5W27ΩJ MD 28Ω Baik
5W50Ω
MD 50Ω Baik
2. Resistor Cincin 100.000±5% MA 100.000
Baik
200.000±5% MA 200.000 Baik
1.000.000±5% MA 1.000.000 Baik
1.500±5%
MA 1.500
Baik
3. Potensiometer MA Baik
4. Kapasitor bipolar 50V4700µF MA Baik
35V1µF
MA Baik
35V2200µF MA Baik
5. Kapasitor non polar 2A224J MA Baik
6. Transformator 500mA MA Baik
7. Relay 400Ω
MA Baik

No Nama Komponen Spesifikasi Alat Ukur Nilai
terukur Kondisi
1. IC Baik
2. Dioda
jembatan MA Baik
3. Dioda
penyearah MA Baik
4. Dioda Zener MA Baik
5. Dioda LED MA Baik
6. Transistor
Topi MA Baik






Hotel & Casino Las Vegas - MapYRO
BalasHapusThis hotel is located just east 제주도 출장안마 of the center strip of Vegas. With 2,706 rooms, this 출장샵 5-star hotel 사천 출장마사지 has 광양 출장안마 an elegant 충청남도 출장샵 2,706 square foot gaming floor,